Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَلاَ تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلاً (32)
”Dan janganlah kamu mendekati zina.” (QS. Al-Isra’ : 32]
Dalam penelitian ilmiah akhir-akhir ini, para
ilmuwan menyerukan kepada masyarakat untuk menjauhkan diri dari praktek
perzinaan, agar mendapatkan kehidupan yang bahagia, tenang dan terbebas
dari penyakit.
Ketika kebangkitan ilmiah dan pemikiran
atheisme menguasai (mengendalikan) perilaku manusia, para ilmuwan
memberikan kebebasan penuh kepada masyarakat untuk melakukan kegiatan
yang tidak beradab (zina) dengan berbagai macam jenisnya, dengan
anggapan bahwa hal itu adalah perwujudan dari kebebasan individu. Maka
mulailah manusia melakukan zina dan perilaku seks menyimpang dengan
terang-terangan, dan bersamaan dengan itu pula mulai muncul dan tersebar
dengan pesat penyakit-penyakit kelamin yang membinasakan.
Dan penyakit AIDS menguasai/menyerang mereka yang melakukan perbuatan keji ini (zina/seks bebas). Dan para ilmuwan pun tidak mampu untuk menemukan obat yang manjur untuk mengobati penyakit ini. Maka menjadi suatu keharusan bagi mereka untuk memulai kampanye penyadaran untuk menjelaskan bahaya-bahaya zina dan masalah-masalah yang ditimbulkan olehnya dari sisi kesehatan, kejiwaan dan sosial. Di sana banyak terjadi masalah keluarga yang menghancurkan bahtera rumah tangga, kerusakan tatanan masyarakat, dan bahkan bisa menyebabkan bunuh diri. Kesemuanya itu disebabkan zina.
Sekalipun sudah jutaan dollar yang
dikeluarkan untuk menjauhkan manusia dari zina, atau sekedar untuk
meminimalisir fenomena buruk ini, hanya saja para imuwan belum
mendapatkan hasil yang memuaskan. Dan akhirnya mereka memutuskan untuk
memberlakukan kurikulum pengetahuan dan pendidikan seksual bagi para
siswa di sekolah menjelang usia baligh, sebagai usaha dari mereka (para
ilmuwan) untuk menimalisir fenoma berbahaya ini.
Dan kurikulum pendidikan ini diajarkan kepada
para siswa di Amerika dan Eropa. Pemberlakuan kurikulum ini sesuai
dengan standar terbaru, dan berdasarkan hasil penelitian, kajian, dan
ujicoba ilmiah tersebut mereka pun sampai pada suatu kesimpulan yang
mengatakan bahwa cara terbaik untuk meminimalisir (mengurangi) banyaknya
praktek perzinaan adalah dengan menasehati para siswa untuk menjauhi
dari zina dan melarang/mencegah mereka dari melakukannya.
Departemen pendidikan di New York menegaskan
bahwa program ini dimulai dengan pendidikan tentang seks pada tingkat
pendidikan menengah, dan bahwasanya program ini menyediakan
pengarahan-pengarahan yang mendalam dan menyampaikan kepada para sisiwa
program "Menahan diri dari hubungan seks."
Penasihat Departemen Pendidikan New York, Dennis Walcott mengatakan:”Sesungguhnya program "Menahan diri dari hubungan seks"
termasuk bagian penting dari kurikulum pendidikan seks secara
keseluruhan .. Tapi "Kita memiliki tanggung jawab juga untuk memastikan
bahwa para remaja yang memiliki keinginan untuk melakukan hubungan seks
mengerti (paham), akan konsekuensi (akibat) dari tindakan mereka."
Selain program opsional, Departemen
Pendidikan di New York juga memberlakukan kewajiban pendidikan seks
kepada semua sekolah pada musim semi tahun 2012.
Walikota New York Michael Bloomberg mengatakan:"Kita
memiliki beban tanggung jawab, jika prosentase kelahiran tinggi dan
tingkat penyakit menular seksual juga tinggi, seperti apa yang kami
rasakan di kota, maka anda harus mencoba untuk melakukan sesuatu
.....Aib (celaan) akan menimpa kita jika kita tidak melakukan sesuatu
(untuk mengatasinya)."
Dan oleh sebab itu, kurikulum pendidikan seksual di USA berisi dua tema yang mendasar (inti):
1. Mencegah diri sendiri dari perbuatan zina
dan menggantinya dengan menikah. Maksudnya para ilmuwan tersebut
menetapkan kurikulum yang keras dan tegas agar para siswa tidak
melakukan praktek perzinaan.
2. Memberikan wawasan kepada para siswa
tentang keburukan zina, dan masalah-masalah sosial yang ditimbulkan
olehnya, serta penyakit-penyakit yang menimpa siapa saja yang menempuh
jalan ini (zina).
Sekarang marilah kita cermati, bagaimana al-Qur’an menyikapi permasalahan ini?
Para ilmuwan –setelah menyebarnya penyakit
seks menular- sampai kepada suatu kesimpulan yang berisi peringatan
kepada manusia, dan larangan kepada mereka dari mendekati zina. Dan juga
pemberian wawasan kepada masyarakat tentang keburukan zina, dampaknya
yang buruk, dan akibat-akibat yang mengerikan yang menimpa orang-orang
yang menempuh jalan ini (zina).
Al-Qur’an telah merangkumkan kepada kita
hasil-hasil kajian (penelitian) ilmiah yang mereka (orang Barat) baru
mencapainya setelah abad ke 21. Al-Qur’an merangkumkannya kepada kita
hanya dengan satu ayat, namun ia mencakup hasil kajian mereka tersebut.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
: (وَلاَ تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلاً) [الإسراء: 32]
”Dan janganlah kamu mendekati zina! sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra’ : 32]
Ayat ini tersusun dari dua hal:
1. Melarang manusia dari praktek perzinaan, dalam firman-Nya:
(وَلاَ تَقْرَبُوا الزِّنَا)
”Janganlah kalian dekati zina”
Dan ini adalah slogan yang diseruka oleh para ilmuwan sekarang ini. Subhanallah
2. Memberikan wawasan kepada manusia
tentang keburukan zina, dan akibat-akibat berbahaya yang ditimbulkan
olehnya di dalam firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
(إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلاً(
“ Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Israa’: 32).
Dan ternyata para ilmuwan menetapkan
bahwa seburuk-buruk jalan yang mungkin ditempuh manusia adalah jalan
zina dan perilaku penyimpangan seksual, dikarenakan akibat yang
ditimbulkan olenya berupa penyakit yang mematikan, kerusakan masyarakat,
dan kegoncangan-kegoncangan kejiwaan.
Dan akhirnya kami katakan:”Bukankah
al-Qur’an adalah sebuah kitab yang indah, ketika mengantarkan kita
kepada hasil yang sama yang telah dicapai oleh para ilmuwan belakangan
ini? Apakah tidak sepantasnya bagi kita untuk mengikuti al-Qur’an yang
telah meringankan kita dari jerih payah penelitian dan proses menunggu
hasil peneltian dalam jangka waktu yang lama. Dan ia (al-Qur’an) telah
memberikan kepada kita pengajaran-pengajaran yang jelas, sudah teruji
dan benar? Jadi kenapa kita tidak mengikuti pengajaran Islam, dan kenapa
kita tidak merasa yakin akan keakuratan dan keselamatannya (pengajaran
Islam), dan bahwasanya ia dapat merealisasikan (mewujudkan) kemaslahatan
dan keselamatan kita?” Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
(وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآَخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ) [آل عمران: 85]
”Barangsiapa mencari agama
selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)
darinya, dan dia diakhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali ‘Imraan: 85)
Wallahu A’lam
Sumber: www.kaheel7.com/ar, www.alsofwah.or.id
|
to-assunnah
|
0 comments:
Post a Comment